Jumat, 07 Desember 2012

Pendampingan pasien menjelang ajal (Kematian)

Doa Umat Hindu menghadapi orang menjelang kematian, detik setelah kematian serta pada saat megebag dan Ngaben
Oleh : dr. I Nyoman Mudiarcana 
Wk. Ketua PHDI Kab. OKU Sumatera Selatan

Pengantar
Antakate ca mam ewa, 
smaran muktwa kalewaram, 
yah prayatinsa madbhawam, 
yati na sti atra samsayah 

Artinya :
Barang siapa pada waktu ajal tiba,
akan meninggalkan badan jasmani ini mengenang Aku selalu,
sampai kepada-Ku
ini tidak dapat diragukan lagi (BG. VIII.5)

Yam-yam wa’pi smaram bhawam, 
tajaty ante kalewaram, 
tam-tam ewai’ti kaunteya, 
sada tadbhawa bhawitah.

Artinya :
Atau apa saja yang diingat pada saat ajal itu,
meninggalkan badan jasmani ini,
ya akan sampai pada keadaan yang dipikirkan itu,
sebab ia terus menerus terbenam dalam pikiran itu (BG.VIII.6)

Prayanakale manasa calena, 
bhaktya yukto yogabalena cai’wa, 
bhruwor madhye pranam awesya samyak, 
sa tam param purusam upaiti diwyam.

Artinya :
Pada saat ajal tiba,
dengan pikiran tenang, terkendali melalui bakti dan yoga,
dan menempatkan prana tepat diantara kedua kening,
ya mencapai Dia yang Maha suci. (BG.VIII.10)

Om ity ekaksarambrahma, 
wyaharam mam anusmaran, 
yah prayati tyajan deham, 
sa yati paramam gatim

Artinya  :
Ia yang mengucapkan OM berulang-ulang,
dan selalu mengingat Aku sewaktu ajal akan meninggalkan badan ini,
Ia akan pergi menuju tempat yang tertinggi (BG.VIII.13)

Ananyacetah satatam, 
yo mam smaratinityasah,
tasya’ham sulabhah partha, 
nityayuktasya yoginah

Artinya :
Dia yang terus menerus mengenang Aku,
dengan pikiran yang tidak terbagi,
kepada dia yang selalu mengingat Aku, 
dengan mudah mencapai Aku (BG.VIII.14)

Mam upetya punarjanma, 
dukhalayam asaswatam,
na’pnuwanti mahatmanah,
samsiddhim paramam gatah 

Artinya :   
Setelah sampai kepada-Ku
mereka yang berjiwa besar ini
tidak lagi menjelma ketempat yang penuh duka di dunia yang tidak kekal ini,
dan mereka tiba pada kesempurnaan tertinggi.(BG.VIII.15)

Abhrahmabhuwanal lokah,
punarawartino’ rjuna,
mam upetya tu kaunteya, 
punarjanma na widyate 

Artinya   :
Dari alam Brahman selanjutnya kebawah,
Semua dunia mengalami kelahiran kembali,
tetapi setelah mencapai Aku,
ia tidak akan kembali lagi ke kelahiran (BG.VIII.16)

MANTRA YANG HARUS DIBACAKAN SAAT MENDAMPINGI ORANG MENJELANG KEMATIAN/PACANG SEDA  (MASIH HIDUP) : 


  • Bacakan mantram gayatri berikut :

MANTRAM GAYATRI
Om bhur bhvah svah, 
tat savitur varenyam, 
bhargo devasya dhimahi, 
dhiyo yo nah pracodayat

Artinya :
Hyang Widdhi wasa penguasa Ketiga Dunia (bhur bhvah dan svah),
Kami memusatkan pikiran pada kecermerlangan dan Kemuliaan Hyang Widdhi Wasa,
Semoga Hyang Widdhi memberikan semangat pada pikiran dan hati Nurani kita semua


  • Atau menyebut nama nama Hyang Widdhi Wasa/


 Japa Mantra misalnya :
Om Namo narayana ya. (diucapkan berulang -ulang)                           

atau

Om Namah Siwa-ya. (diucapkan berulang ulang)

SAAT DETIK SETELAH MENINGGAL/ SAAT NAFASNYA MULAI BERHENTI

  • Lantunkan Kekawin untuk orang yang wawu seda berikut

Kekawin untuk orang yang WAWU SEDA
(Sronca=Guru-Lagu tan Manggeh)

Tungtung nieng sunia sara prih,
Pengpeng tayania satata,
Tatasania yata pengpeng,
Prih rasania sunieng tungtung

Msat nirang manmata sunia marga
Prastista munggwing rata mega waha,
Ikang watek dewata pada ngiring doh
Haten manonton alawan maha rsi.


 2. kemudian bacakan mantram berikut :

OM VAYUR ANILAM AMRTAM ATHEDAM BHASMANTAM SARIRAM, 
OM KRATO SMARA, KLIBE SMARA, KRRTAM SMARA ( Yayurveda XL.15 )

Artinya ;                   

Hyang Widdhi Wasa, penguasa hidup, pada saat kematian ini, semoga ia mengingat vijaksara suci Omkara, semoga ia mengingat Engkau,Hyang Widdhi Yang Maha kuasa dan maha kekal abadi, ingatkanlah kepada karmanya, Semoga ia mengetahui bahwa Atma kekal abadi dan badannya ini akan hancur menjadi abu. 

*DOA BERSAMA PADA SAAT MENGHADIRI ACARA KEMATIAN ( MEGEBAG) DAN SAAT SAWE MULAI DIBAKAR/NGABEN.

*SESUAI SURAT KEPUTUSAN PHDI PUSAT NO : 0918/PHDI-P/XI/2004
 MANTRA PITRA PUJA

           

  1. Asana : Om Prasada sthiti sarira siva suci nirmalaya namah svaha     
  2. Pranayama : Om ang namah, Om ung namah, Om mang namah.
  3. Karasodana : (tangan kanan) Om Suddhamam svah ; (tangan kiri) Om ati suddhamam svaha

PITRA PUJA

   
Om svargantu Pitaro devah 
Svargantu pitara ganam
Svargantu pitarah sarvaya
Namah svada 

Om HyangWiddhi semoga atmanya mendapat tempat disurga
Semoga semua atma yang suci mendapat tempat disurga
Sembah hamba hanyalah kepada HyangWiddhi
Dan hormat hamba kepada semua atma suci.

Om moksantu pitaro devah 
Moksantu pitara ganam  
Moksantu pitarah sarvaya 
Namah svada

Om Hyang Widdhi semoga atmanya mencapai moksa
Semoga semua atma yang suci mencapai moksa
Sembah hamba hanyalah kepada HyangWiddhi
Dan hormat hamba kepada semua atma suci.

Om sunyantu pitaro devah 
Sunyantu pitara ganam 
Sunyantu pitarah sarvaya  
Namah svada 

Om Hyang Widdhi semoga atmanya mendapat ketenangan
Semoga semua atma yang suci mendapat ketenangan
Sembah hamba hanyalah kepada Hyang Widdhi
Dan hormat hamba kepada semua atma suci.

Om ksamantu pitaro devah 
Ksamantu pitara ganam 
Ksamantu pitarah sarvaya
Namah

Om Hyang Widdhi, semoga atmanya mendapat pengampunan
Semoga semua atma yang suci dibebaskan segala dosa nya
Sembah hamba hanyalah kepada Hyang Widdhi
Dan hormat hamba kepada semua atma suci.

@Catatan :

Mantra Pitra Puja diucapkan berulang-ulang 108 x atau sampai api pembakaran padem/mati
Hening sejenak...... konsentrasikan pikiran kepada Hyang Widdhi
Ditutup dengan parama santi Om Santi....Santi...Santi...Om.

Silahkan meng-copy semua posting yang ada di Blog ini asal menyebutkan sumbernya:

http ://www.dharmagupta.blogspot.com

Rabu, 22 Agustus 2012

Teori Kepribadian dan Tipologi Kepribadian

Kepribadian merupakan keseluruhan cara seseorang, di mana seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang. Berbagai penelitian awal mengenai struktur kepribadian berkisar di seputar upaya untuk mengidentifikasikan dan menamai karakteristik permanen yang menjelaskan perilaku individu seseorang. Karakteristik yang umumnya melekat dalam diri seorang individu adalah malu, agresif, patuh, malas, ambisius, setia, dan takut. Karakteristik-karakteristik tersebut jika ditunjukkan dalam berbagai situasi, disebut sifat-sifat kepribadian. Sifat kepribadian menjadi suatu hal yang mendapat perhatian cukup besar karena para peneliti telah lama meyakini bahwa sifat-sifat kepribadian dapat membantu proses seleksi karyawan, menyesuaikan bidang pekerjaan dengan individu, dan memandu keputusan pengembangan karier.

Teori Kepribadian Psikodinamika

Teori psikodinamika berfokus pada pergerakan energi psikologis di dalam manusia, dalam bentuk kelekatan, konflik, dan motivasi.

Teori Freud

Sigmund Freud berpendapat bahwa kepribadian terdiri dari tiga sistem utama: id, ego, dan superego. Setiap tindakan kita merupakan hasil interaksi dan keseimbangan antara ketiga sistem tersebut.

Teori Jung

Carl Gustav Jung pada awalnya adalah salah satu sahabat terdekat Freud dan anggota lingkaran koleganya, tetapi pertemanan mereka berakhir dalam pertengkaran tentang ketidaksadaran. Menurut Jung, di samping ketidaksadaran individual, manusia memiliki ketidaksadaran kolektif yang mencakup ingatan universal, simbol-simbol, gambaran tertentu, dan tema-tema yang disebutya sebagai arketipe.

Faktor-Faktor Pembentuk Kepribadian

Faktor Keturunan


Keturunan merujuk pada faktor genetis seorang individu. Tinggi fisik, bentuk wajah, gender, temperamen, komposisi otot dan refleks, tingkat energi dan irama biologis adalah karakteristik yang pada umumnya dianggap, entah sepenuhnya atau secara substansial, dipengaruhi oleh siapa orang tua dari individu tersebut, yaitu komposisi biologis, psikologis, dan psikologis bawaan dari individu.

Terdapat tiga dasar penelitian yang berbeda yang memberikan sejumlah kredibilitas terhadap argumen bahwa faktor keturunan memiliki peran penting dalam menentukan kepribadian seseorang. Dasar pertama berfokus pada penyokong genetis dari perilaku dan temperamen anak-anak. Dasar kedua berfokus pada anak-anak kembar yang dipisahkan sejak lahir. Dasar ketiga meneliti konsistensi kepuasan kerja dari waktu ke waktu dan dalam berbagai situasi.

Penelitian terhadap anak-anak memberikan dukungan yang kuat terhadap pengaruh dari faktor keturunan. Bukti menunjukkan bahwa sifat-sifat seperti perasaan malu, rasa takut, dan agresif dapat dikaitkan dengan karakteristik genetis bawaan. Temuan ini mengemukakan bahwa beberapa sifat kepribadian mungkin dihasilkan dari kode genetis sama yang memperanguhi faktor-faktor seperti tinggi badan dan warna rambut.

Para peneliti telah mempelajari lebih dari 100 pasangan kembar identik yang dipisahkan sejak lahir dan dibesarkan secara terpisah. Ternyata peneliti menemukan kesamaan untuk hampir setiap ciri perilaku, ini menandakan bahwa bagian variasi yang signifikan di antara anak-anak kembar ternyata terkait dengan faktor genetis. Penelitian ini juga memberi kesan bahwa lingkungan pengasuhan tidak begitu memengaruhi perkembangan kepribadian atau dengan kata lain, kepribadian dari seorang kembar identik yang dibesarkan di keluarga yang berbeda ternyata lebih mirip dengan pasangan kembarnya dibandingkan kepribadian seorang kembar identik dengan saudara-saudara kandungnya yang dibesarkan bersama-sama.

Faktor Lingkungan

Faktor lain yang memberi pengaruh cukup besar terhadap pembentukan karakter adalah lingkungan di mana seseorang tumbuh dan dibesarkan; norma dalam keluarga, teman, dan kelompok sosial; dan pengaruh-pengaruh lain yang seorang manusia dapat alami. Faktor lingkungan ini memiliki peran dalam membentuk kepribadian seseorang. Sebagai contoh, budaya membentuk norma, sikap, dan nilai yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya dan menghasilkan konsistensi seiring berjalannya waktu sehingga ideologi yang secara intens berakar di suatu kultur mungkin hanya memiliki sedikit pengaruh pada kultur yang lain. Misalnya, orang-orang Amerika Utara memiliki semangat ketekunan, keberhasilan, kompetisi, kebebasan, dan etika kerja Protestan yang terus tertanam dalam diri mereka melalui buku, sistem sekolah, keluarga, dan teman, sehingga orang-orang tersebut cenderung ambisius dan agresif bila dibandingkan dengan individu yang dibesarkan dalam budaya yang menekankan hidup bersama individu lain, kerja sama, serta memprioritaskan keluarga daripada pekerjaan dan karier

Tipologi Kepribadian


Setiap orang memiliki kepribadian. Kepribadian setiap orang tidaklah sama, dan masing masing memiliki tipe kepribadian tersendiri. Ada banyak tipe kepribadian, seperti diungkapkan oleh para ahli, diantaranya adalah Hiprocates, Gelanus, Eduard Spranger, C.G. Jung dan Heymans. Masing masing ahli ini memandang dan memberikan pendapat tentang tipe kepribadian dari sudut pandang yang berbeda. Seperti apakah tipe tipe kepribadian menurut mereka?? Mari kita Pelajari satu persatu!.

Tipe Kepribadian Menurut Hiprocates dan Gelanus

Hiprocates dan Gelanus membagi tipe tipe kepribadian berdasarkan zat cair yang ada dalam tubuh seseorang. Menurut Hipocrates dan Gelanus tipe kribadian ada empat. Yaitu:
Melancholicus ( Melankolisi). Yaitu tipe kepribadian seseorang yang memiliki banyak empedu hitam di dadalam tubuhnya. Sehingga orang ini memiliki sifat sifat kepribadian seperti bersikap murung, psimistis dan selalu menaruh rasa cruriga.
Sanguinicus (Sanguinisi). Yaitu tipe yang dimiliki seseorang yang memiliki banyak darah dalam tubuhnya. Orang yang memiliki sifat wajah yang berseri seri, periang, dan selalu bersikap optimistis.
Flagmaticus (Flegmatisi). Yaitu tipe kepribadian yang dimiliki oleh orang orang yang memiliki banyak lendir dalam tubuhnya. Orang yang memiliki tipe kpribadian ini meiliki sifat sifat seperti lamban dan pemalas, wajahnya selalu pucat, psimis, pembawaannya tenang, dan memiliki pendirian yang teguh.
Cholericus (kolerisi). Tipe kepribadian yang dimiliki seseorang yang memiliki banyak empedu kuning dalam tubuhnya. Sifat yang dimiliki oleh seseorang dengan kepribadian ini adalah memiliki tubuh besar dan kuat, garang dan agrasif.

Tipe Kepribadian Menurut Eduard Spranger

Eduard Spranger membagi tipe tipe kepribadian seseorang berdasarkan sikap manusia terhadap yang hidup di dalam masyarakat. Dan inilah tipe tipe kepribadian yang dimaksud oleh Eduard Spranger:
Manusia Politik. Seseorang yang memiliki kepribadian seperti ini cendrung mempunyai sifat ingin menguasai orang lain, dan setiap langkanya selalu berbau hal politik.
Manusia Ekonomi. Kalau kita ingin mengetahui orang orang bertipe kepribaidan ekonomi kita bisa melihat pada ras china yang hidup di negara kita ini. Kebanyakan para etnik china ini selalu mencari hal hal baik dan berpotensi bisnis. Pada intinya orang orang yang memiliki tipe kepribadian seperti ini segala sesuatunya dipertimbangkan dengan hitung hitungan bisnis.
Manusia Sosial. Anda tau orang yang supel atau mudah bergaul? inilah orang yang mempunyai kepribadian sosial. Karena orang berkepribadian sosial biasanya mudah dan suka bergaul, suka menolong, dan rela berkorban untuk orang lain.
Manusia Seni. Untuk melihat orang yang memiliki kepribadian seni bagi kita tidak sulit. Kita bisa melihat para musisi, penyanyi, pelukis dan lain sebagainya, atau kita bisa melihat orang orang yang dalam kesehariannya menghabiskan waktunya untuk keindahan. Karena pada intinya orang yang memiliki kepribadian seni ialah orang yang jiwanya dipengaruhi oleh nilai-nilai keindahan.
. Manusia Agama. Inilah kepribadian yang dimiliki oleh para ulama,pendeta,pastur dan pemuka atau tokoh tokoh agama lainnya. Bagi orang yang memiliki kepribadian Agama yang terpenting bagi mereka adalah menhambakan diri danm menghabiskan hidupnya demi tuhan yang maha kuasa.
.Manusia Teori,  Ciri-ciri dari orang yang memiliki kepribadian teori antara lain ia adalah seorang pemikir,suka membaca, dan mengabdi pada Ilmu.

Tipe Tipe Kepribadian Menurut C.G Jung

Carl Gustav Jung adalah seorang ahli penyakit jiwa yang berasal dari negara swis.C.G.Jung membagi kepribadian kedalam dua tipe, Yaitu ekstovert dan Introvert.

1. Tipe Kepribadian Ekstrovert adalah orang yang perhatiannya diarahkan ke luar dari dirinya. Ciri ciri atau sifat yang dimiliki oleh orang ekstrovert adalah ia lancar dalam berbicara, mudah bergaul, tidak malu mudah menyesuaikan diri, ramah dan suka berteman.
2. Tipe Kepribadian Introvert merupakan kebalikan dari kepribadian ekstrovert. Perhatiannya lebih mengarah pada dirinya. Sifat yang dimiliki oleh orang yang berkepribadian seperti ini adalah cendrung diliputi kekhawatiran, mudah malu dan canggung, lebih senang bekerja sendiri, sulit menyesuiakan diri dan jiwanya agak tertutup.

 

Tipe Kepribadian Menurut Gerart Heymans

Gerart Heymans mengolongkan tipe kepribadian berdasarkan kuat dan lemahnya seseorang. Tipe tipe kepribadian yang ia maksud adalah:
Gapasioneerden (orang hebat). Ciri dari orang yang memiliki kepribadian seperti ini aka terlihat sifat antara lain selalu bersikap keras, ambisius, egois, dan emosional. Selain itu sifat yang terlihat dari orang yang mempunyai kepribadian ini antara lain memiliki rasa kekeluargaan yang baik, dan suka menolong yang lemah.
Cholerici ( orang garang). Sifat yang terlihat dari orang yang memiliki kepribadian seperti ini antara lain orangnya agresif, giat bekerja, pemberani, optimistis, dan suka pada hal hal yang bersifat nyata. Selain itu ciri lainnya adalah bahwa orang ini mempunyai sifat boros dan suka bertindak ceroboh.
Sentimentil (orang perayu) Ciri cirinya adalah emosional, pintar berbicara, senang dengan kehidupan alam, dan tidak suka keramaian.
Nerveuzen ( Gugup), Sifat yang terlihat dari kepribadian semacam ini adalah mudah naik darah, suka memprotes, tidak mau berfikir panjang, dan tidak pendendam.
Flegmaciti (orang tenang) Sifat yang terlihat pada orang yang memiliki kepribadian ini adalah antara lain selalu bersikap tenang dan sabar, tekun bekerja, memiliki pemikiran yang luas, rajin dan cekatan.
Sanguinici ( Kekanak kanakan) Jika kita melihat seseorang memiliki sifat seperti anak anak, itulah orang yang berkepribadian sanguinici. Sifat yang terlihat antara lain sukar atau plinlan dalam mengambil keputusan, ragu ragu dalam bertindak dan suka menyendiri.
Amorfem (orang tak berbentuk) sifat yang terlihat dari tipe kepribadian ini adalah intelektualnya kurang, picik, tidak praktis, tidak punya jati diri dan terombang ambing.

Tipe-tipe Kepribadian Menurut Bagawad Gita

Bagawad Gita membagi kepribadian Manusia menjadi empat Tipologi, yaitu : tipe Kepribadian Brahmana, tipe Kepribadian Ksatrya, tipe Kepribadian Wesya dan tipe Kepribadian Sudra. Ke Empat Tipe Kepribadian tersebut terbentuk oleh interaksi dinamis antara: Satwam, Rajas, Tamas yang merupakan tiga stuktur kepribadian bawaan prakirti serta Karma/perilaku/perbuatan sehari hari yang dapat diamati.<Guli Mudiarcana/Kasta dan Catur Warna>

Satwam, Rajas dan Tamas sebagai tiga struktur kepribadian disebut juga Triguna, masing-masing sebagai berikut :

Satwam dengan ciri-ciri sebagai berikut :

      Nirmalawat=sifat yang tidak tercela.
      Prakasakam = bercahaya
       Anamayam = tidak mengenal sedih/menderita
      Sukhasangena = selalu memberi rasa senang
      Jnanasangena = memberikan ilmu pengetahuan
      Anagha = tidak tercela

Rajas dengan ciri-ciri sebagai berikut :

       Raga=nafsu,
       Atmakam=sendiri,
       Trsna=nafsu birahi,
       Sanga=terikat,
       Karmasangena=terikat oleh karma.
       Dahinam=Jasad Rohani.

Tamas ciri-cirinya adalah :

        Ajnanam=
tidak berpengetahuan,
        Mohanam=
kebingungan,
        Pramada=
tidak peduli/hirau/masa bodo.
        Lasya=
malas,
        Nibrabhis=
ketiduran/malas ,
        Nidra=
tidur,

Satwam menghubungkan seseorang kedalam kebahagiaan, Rajas menghubungkan orang dalam perbuatan/karma, sedangkan Tamas menutup pengetahuan sehingga menjadi kurang waspada.(BG.XIV.9)

Bagawad Gita XIV. 11-13 juga menyebutkan bahwa :

Apabila seseorang mempunyai ciri-ciri Satwam yang menonjol maka :

       Ilmu pengetahuannya menembus didalam badan melalui semua pintu;
Apabila ciri-ciri Rajas yang menonjol maka akan tampak sebagai berikut :

       Lobham=
Loba dan giat dalam usaha,
       Prawrttir= Kegiatan kerja duniawi.
       Arambah= Giat berusaha.
       Sprha= Kemauan kuat,

Sedangkan apabila Tamas yang mendominasi ciri kepribadiannya maka akan tampak sebagai berikut :

       Aprakaso= kekurangan cerah/tdk bersinar,
       Aprawrtti= malas,
       Pramada= tidak peduli /teledor,
       Moha= bingung,
       Nidralasya= suka tidur,
       Mohanam atmanam = Kesesatan jiwa

Interaksi dinamis triguna ( Satwam, Rajas, Tamas )dan karma membentuk pola-pola : perilaku Brahmana,  pola perilaku Ksatrya,  pola perilaku Wesya dan pola perilaku Sudra.

Pola perilaku yang secara terus menerus dapat diamati, atau yang secara terus menerus ditunjukkan oleh seseorang disebut Kepribadian (Personality).

Ke empat tipe kepribadian tersebut oleh kitab Weda disebut Catur Warna yaitu :

1. Tipe Kepribadian Brahmana (BG.XVIII.42) yaitu :

Berpenampilan khusuk/tenang, menguasai panca indra, mampu mengendalikan diri, mampu mengendalikan nafsu, suci, luhur budinya, damai/tenang, berpengetahuan, bijaksana/berpengalaman dan religius.

2. Tipe Kepribadian Ksatrya (BG.XVIII.43) yaitu :
Heroisme/pemberani. lincah. teguh . pandai menyelesaikan tugas, siap bertempur. tidak pengecut, dermawan, bersifat memimpin/ berwibawa.

3. Tipe Kepribadian Wesya (BG.XVIII.44) yaitu :

Mengusahakan pertanian. memelihara lembu/berternak,berdagang, giat dalam usaha/perdagangan.

4. Tipe Kepribadian Sudra (BG.XVIII.44) yaitu :

Suka melayani, yaitu lebih suka mengerjakan pekerjaan fisik.


Itulah pendapat beberapa ahli yang meskipun tidak semua pendapat ahli termuat di sini, tetapi paling tidak tulisan ini dapat mengetahui bagaimana tipe kepribadian kita. Semoga bermanfaat…!!

 

TULISAN DIRAMU DARI  :
1.  http://www.syafir.com/2011/10/09/tipe-tipe-kepribadian-menurut-para-ahli
2.  http://dharmagupta.blogspot.com/2012/04/kasta-dan-catur-warna.html
3.  http://www.wikipedia.org>tipologi kepribadian.
4.  G.Pudja : Bhagawadgita, Mayasari Jkt. 1985/1986


POSTING LAINNYA
 

ILMU SOSIAL



ILMU PSIKOLOGI



TENTANG HINDU










BABAD

http://sanakpitu.blogspot.com/2014/07/mahagotra-pasek-sanak-sapta-rsi-mpu.html